“Parpol Baru ‘Gerakan Hijau Nasional’ Resmi Dideklarasikan, Usung Agenda Lingkungan dan Transparansi”

11 Juli 2025

Panggung politik Indonesia kembali bergairah dengan hadirnya partai politik baru bertajuk Gerakan Hijau Nasional (GHN) yang resmi dideklarasikan di Jakarta Convention Center (JCC) pada Kamis, 10 Juli 2025. Partai ini diklaim sebagai parpol modern yang berbasis isu lingkungan hidup, ekonomi hijau, dan tata kelola pemerintahan transparan.

GHN didirikan oleh sejumlah tokoh muda, aktivis lingkungan, akademisi, dan mantan anggota parlemen lintas partai. Salah satu pendiri utamanya adalah Dr. Maya Laksmi Santosa, pakar hukum lingkungan dan dosen Universitas Gadjah Mada, yang diumumkan sebagai Ketua Umum pertama.


Visi dan Platform Politik GHN

GHN membawa visi “Hijaukan Indonesia, Bersihkan Demokrasi” dengan 5 agenda utama:

  1. Percepatan transisi energi terbarukan

  2. Pemberantasan korupsi di sektor sumber daya alam

  3. Restorasi lingkungan dan konservasi hutan adat

  4. Pendidikan politik berbasis etika dan literasi

  5. Transparansi anggaran dan digitalisasi pelayanan publik

GHN juga menyatakan komitmennya sebagai partai yang “tidak menerima dana dari korporasi tambang dan sawit besar.”


Basis Massa dan Strategi Pemilu 2029

Meski tergolong baru, GHN mengklaim telah memiliki struktur organisasi di 21 provinsi, dengan total 850.000 relawan terdaftar secara daring. Target mereka adalah lolos verifikasi KPU 2026 dan mengikuti Pemilu 2029 sebagai peserta nasional.

Strategi utama mereka meliputi:

  • Kampanye digital berbasis komunitas dan lingkungan kampus

  • Platform aplikasi interaktif untuk menyerap aspirasi pemuda

  • Kolaborasi dengan LSM, pesantren hijau, dan koperasi tani organik


Reaksi Publik dan Elite Politik

Deklarasi GHN menuai beragam tanggapan. Beberapa tokoh seperti mantan Wapres Jusuf Kalla dan aktivis Emil Salim memberikan ucapan selamat, sembari menyarankan agar GHN “tidak kehilangan arah dalam idealisme hijau”.

Sementara itu, pengamat politik dari LIPI, Dr. Aditya F. Nugraha, menilai:

“Ini sinyal penting bahwa demokrasi kita mulai membuka ruang bagi politik berbasis gagasan dan keberlanjutan, bukan semata elektabilitas atau dinasti.”

Namun, beberapa elite partai besar menilai GHN masih terlalu “elitis dan niche”, mengingat platformnya lebih menyasar kaum urban dan terdidik.


Tantangan dan Harapan

GHN harus menghadapi tantangan klasik parpol baru: logistik, jaringan akar rumput, dan sistem politik yang masih transaksional. Namun, kehadiran mereka dinilai segar dan penting dalam membangun politik masa depan yang lebih bersih dan peduli bumi.


Kesimpulan

Kehadiran Gerakan Hijau Nasional menjadi titik terang bagi lahirnya politik berbasis isu dan nilai, bukan sekadar kekuasaan. Dengan komitmen pada lingkungan, transparansi, dan pemberdayaan masyarakat, GHN bisa menjadi poros baru harapan anak muda dalam demokrasi Indonesia ke depan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Pedagang Bakso Palembang Dapat Mini Bus & Ruko GEGESLOT

Pemuda Lombok Jadi Juragan Tanah Berkat Mahjong GEGESLOT

Montir Batam Bangun Bengkel & Beli Pajero via GEGESLOT

Tukang Cukur Tangerang Buka Barbershop Mewah Lewat GEGESLOT

Penjual Nasi Uduk Bangun Kafe dari Sweet GEGESLOT

Satpam Banjarmasin Dapat Mobil & Ruko dari Mahjong GEGESLOT

Ibu Kos Malang Beli Villa & Mobil Listrik GEGESLOT

Peternak Sragen Bangun Peternakan Modern Usai Maxwin GEGESLOT

Anak Pesantren Garut Buka Warung Digital dari Mahjong GEGESLOT

Sopir Truk Pontianak Dapat Kios & Truk dari GEGESLOT