Pada tahun 2025, dolar AS mengalami penurunan signifikan, mencatatkan penurunan sekitar 10% terhadap sekeranjang mata uang utama. Depresiasi ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk kebijakan tarif Presiden Donald Trump, peningkatan defisit fiskal, dan ketidakpastian politik yang memengaruhi kepercayaan investor terhadap stabilitas ekonomi AS .
📉 Penyebab Depresiasi Dolar AS
-
Kebijakan Tarif dan Stagflasi
Kebijakan tarif tinggi yang diterapkan oleh pemerintah AS telah meningkatkan biaya impor, mendorong inflasi, dan memperlambat pertumbuhan ekonomi. J.P. Morgan memperkirakan bahwa AS berisiko mengalami stagflasi—kombinasi antara inflasi tinggi dan pertumbuhan ekonomi rendah—dengan proyeksi pertumbuhan PDB hanya 1,3% pada tahun 2025 . -
Peningkatan Defisit Fiskal dan Utang
Defisit anggaran AS yang terus meningkat dan beban utang yang membengkak menurunkan daya tarik investasi asing terhadap aset denominasi dolar. Jahangir Aziz dari JPMorgan memperingatkan bahwa risiko fiskal yang meningkat dapat melemahkan dolar dan mendorong kenaikan imbal hasil obligasi AS . -
Ketidakpastian Politik dan Intervensi Federal Reserve
Kritik keras Presiden Trump terhadap Ketua Federal Reserve, Jerome Powell, dan desakan untuk pemotongan suku bunga yang agresif menambah ketidakpastian di pasar. Investor khawatir bahwa intervensi politik dapat mengurangi independensi bank sentral dan memengaruhi kebijakan moneter secara negatif .
🌐 Dampak Global dari Depresiasi Dolar
Depresiasi dolar AS memengaruhi ekonomi global dengan cara berikut:
-
Meningkatkan Biaya Impor
Negara-negara yang mengimpor barang dari AS menghadapi biaya yang lebih tinggi, yang dapat menyebabkan inflasi domestik. -
Menguntungkan Ekspor AS
Produk AS menjadi lebih kompetitif di pasar internasional karena harga yang lebih rendah, meningkatkan ekspor. -
Mempengaruhi Investasi Asing
Penurunan nilai dolar dapat mengurangi minat investor asing terhadap aset AS, seperti saham dan obligasi, yang dapat memengaruhi pasar keuangan global.
🔮 Prospek Masa Depan
Para analis memperkirakan bahwa depresiasi dolar dapat berlanjut jika kebijakan fiskal dan moneter tidak berubah. Citigroup memperkirakan bahwa euro dapat diperdagangkan di atas $1,11 terhadap dolar pada akhir tahun 2025, mencerminkan penurunan lebih lanjut dalam nilai dolar .Reuters