Krisis Laut Merah: Serangan Houthi Ancam Jalur Perdagangan Global dan Stabilitas Timur Tengah

🚢 Laut Merah Kembali Memanas: Serangan Houthi Guncang Perdagangan Dunia

Ketegangan di kawasan Laut Merah kembali meningkat tajam setelah kelompok bersenjata Houthi yang berbasis di Yaman meluncurkan serangan rudal dan drone ke arah kapal-kapal dagang internasional yang melintasi Selat Bab-el-Mandeb. Dalam sepekan terakhir, sedikitnya 5 kapal kontainer dan tanker minyak dilaporkan rusak, mendorong banyak perusahaan pelayaran mengalihkan rute mereka melalui Tanjung Harapan di Afrika Selatan.

Insiden ini menjadi ancaman serius terhadap jalur perdagangan maritim global, khususnya rute penghubung antara Eropa dan Asia melalui Terusan Suez.


🔍 Kronologi Ketegangan Terbaru

  • 3 Juli 2025: Kapal kontainer berbendera Singapura diserang drone di perairan selatan Laut Merah.

  • 6 Juli 2025: Serangan rudal mengenai kapal tanker minyak milik perusahaan Norwegia.

  • 8 Juli 2025: AS dan Inggris meluncurkan serangan balasan ke pangkalan Houthi di wilayah Saada, Yaman.

  • 10 Juli 2025: Houthi menyatakan akan memperluas target ke semua kapal “terafiliasi Barat dan Zionis”.

Kelompok Houthi menyatakan serangan ini sebagai bentuk solidaritas terhadap Palestina dan sebagai protes terhadap kehadiran militer AS di wilayah tersebut.


📉 Dampak Ekonomi Global

Ketegangan di Laut Merah langsung berdampak pada:

  • Kenaikan biaya pengiriman global hingga 28% dalam seminggu terakhir

  • Harga minyak mentah jenis Brent naik menjadi USD 96 per barel

  • Penundaan logistik di pelabuhan Eropa seperti Rotterdam, Hamburg, dan Genoa

  • Ancaman kelangkaan barang elektronik dan komponen otomotif di Eropa dan Afrika Utara

CEO Maersk menyatakan bahwa lebih dari 20% volume perdagangan dunia melewati rute Laut Merah–Suez, dan gangguan berkepanjangan dapat memicu krisis logistik global seperti tahun 2021.


🛡️ Respon Militer dan Internasional

Amerika Serikat telah mengaktifkan kembali Operasi Sentinel II, kerja sama militer maritim multinasional untuk mengawal kapal dagang di Laut Merah. Inggris dan Prancis telah mengirim kapal perang tambahan ke kawasan, sementara:

  • Arab Saudi dan Uni Emirat Arab meningkatkan patroli udara di perbatasan selatan.

  • Israel menyatakan siap meluncurkan “serangan pre-emptive” jika ada indikasi Houthi menyerang kapal komersialnya.

  • PBB mengeluarkan seruan agar semua pihak menahan diri demi menjaga stabilitas kawasan.


🌐 Dimensi Politik yang Lebih Luas

Ketegangan ini dianggap sebagai:

  • Bagian dari konflik proksi Iran-Saudi-AS yang belum mereda

  • Reaksi Houthi terhadap normalisasi hubungan Israel-Arab Saudi yang difasilitasi AS

  • Upaya Houthi memperkuat posisi mereka dalam negosiasi damai Yaman yang sempat mandek sejak awal 2025

Analis Timur Tengah memperingatkan bahwa jika konflik tidak diredam, kawasan dapat terjerumus ke dalam eskalasi regional yang membahayakan keamanan global.


🧭 Upaya Diplomasi dan Jalan ke Depan

Sekretaris Jenderal PBB, António Guterres, mendesak gencatan senjata maritim dan pengaktifan kembali forum negosiasi damai Yaman di bawah PBB.

Sementara itu, Liga Arab mengadakan pertemuan darurat di Kairo, menghasilkan usulan pembentukan koridor laut aman di Laut Merah, namun belum disepakati secara teknis oleh negara-negara kunci.


📌 Kesimpulan

Krisis Laut Merah tahun 2025 adalah pengingat akan rapuhnya rantai logistik global di tengah konflik geopolitik. Ketika jalur strategis internasional menjadi target serangan milisi bersenjata, dunia menghadapi risiko ekonomi dan keamanan yang sangat besar. Solusi diplomatik, bukan kekuatan militer semata, menjadi kunci dalam meredakan krisis ini.

Related Posts

Judul: Pemerintah Pangkas Anggaran Daerah 25%, Memicu Protes dan Kenaikan Pajak Lokal

Pada Agustus 2025, pemerintah pusat Indonesia mengusulkan pemangkasan dana transfer ke daerah sebesar 25%, mengurangi anggaran dari sekitar Rp 866 triliun menjadi Rp 650 triliun pada tahun 2026. Kebijakan ini dilakukan untuk…

“Indeks Kebahagiaan Jadi Alternatif PDB: Apakah Sudah Saatnya?”

Pada 2025, diskusi mengenai perluasan indikator ekonomi resmi telah semakin intensif. Para pembuat kebijakan global semakin mempertimbangkan indikator kebahagiaan dan kesejahteraan—seperti Indeks Kebahagiaan Dunia, Genuine Progress Indicator (GPI), dan OECD…

You Missed

Judul: Pemerintah Pangkas Anggaran Daerah 25%, Memicu Protes dan Kenaikan Pajak Lokal

Jodohku – Anang & Ashanty: Duet Romantis Pasangan Sejati

Kita – Sheila On 7: Lagu Persatuan Anak Muda

Bali United Menang Tipis Atas Borneo FC di Laga Sengit

Persipura Jayapura Memperlihatkan Ketangguhan Mental Saat Mengalahkan Barito Putera

Bahagia – GAC: Cinta yang Membawa Ketenangan