Pariwisata berkelanjutan menjadi pilar strategis dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekaligus menjaga kelestarian alam dan budaya Indonesia. Menjelang tahun 2025, Indonesia menargetkan peningkatan kunjungan wisatawan mancanegara hingga 20 juta—dengan penerapan prinsip “green tourism” agar dampak lingkungan dan sosial dapat diminimalkan.
Pentingnya Pariwisata Berkelanjutan
-
Pelestarian Alam dan Keanekaragaman Hayati
Dengan ekosistem hutan tropis, pantai, dan pegunungan yang kaya, pengelolaan kunjungan wisata yang ramah lingkungan (misalnya pembatasan jumlah pengunjung dan zonasi konservasi) membantu mempertahankan habitat spesies endemik. -
Pemberdayaan Masyarakat Lokal
Melibatkan penduduk setempat dalam homestay, pemandu wisata, dan kerajinan tangan memastikan pendapatan pariwisata tersebar merata, sekaligus memperkuat identitas budaya daerah. -
Ketahanan Ekonomi Jangka Panjang
Wisata berkelanjutan mendorong diversifikasi produk pariwisata—seperti ekowisata, agrowisata, dan wisata budaya—sehingga destinasi tidak bergantung pada satu atraksi saja.
Pilar Strategi Menuju 2025
-
Infrastruktur Ramah Lingkungan
-
Pengembangan jalur sepeda, transportasi listrik, dan fasilitas daur ulang sampah di kawasan wisata.
-
Penerapan “green building” untuk akomodasi baru dengan sistem pengelolaan air hujan dan energi terbarukan.
-
-
Regulasi dan Sertifikasi
-
Program sertifikasi CHSE (Clean, Health, Safety, and Environment) wajib bagi pelaku usaha pariwisata.
-
Kebijakan zonasi untuk melindungi kawasan sensitif: mangrove, terumbu karang, dan hutan hujan.
-
-
Digitalisasi dan Edukasi
-
Aplikasi peta wisata yang menampilkan rute ramah lingkungan, titik daur ulang sampah, dan informasi keberlanjutan setiap destinasi.
-
Pelatihan bagi pemandu lokal tentang praktik berwisata rendah jejak karbon.
-
-
Kolaborasi Multi-Pihak
-
Sinergi Kementerian Pariwisata, Kementerian Lingkungan Hidup, swasta, LSM, dan komunitas lokal.
-
Pendanaan blended finance dan insentif pajak bagi investasi ekowisata.
-
Contoh Inisiatif Berhasil
-
Desa Ekowisata Sungai Maron, Banyuwangi: Menerapkan pengelolaan sampah berbasis komunitas dan homestay ramah lingkungan, meningkatkan kunjungan 35 % dalam dua tahun terakhir.
-
Taman Nasional Komodo: Pembatasan kunjungan dan penggunaan kapal listrik di kawasan perairan membantu memulihkan populasi terumbu karang dan mamalia laut.
Tantangan dan Solusi
-
Overtourism di Destinasi Populer: Penerapan sistem kuota dan peningkatan promosi destinasi alternatif (misalnya Ciletuh Geopark atau Dieng Plateau).
-
Kesenjangan Aksesibilitas: Pembangunan infrastruktur transportasi ke daerah terpencil dengan memperhatikan dampak lingkungan, seperti jembatan kayu ramah lingkungan atau jalan tanah padat alami.
Kesimpulan
Menuju 2025, pariwisata berkelanjutan adalah kunci untuk mewujudkan visi “Indonesia Hijau dan Sejahtera.” Dengan kolaborasi multi-pihak, regulasi yang tegas, serta inovasi infrastruktur dan edukasi, Indonesia siap menyambut wisatawan global tanpa mengorbankan keindahan alam dan kearifan lokal. Pariwisata yang tumbuh beriringan dengan pelestarian—itulah fondasi untuk masa depan yang seimbang dan berkelanjutan.