Los Angeles, 7 Juli 2025 — Sejarah baru perfilman Indonesia tercipta! Film drama keluarga berjudul “Tepi Laut di Hari Ketiga”, garapan sutradara muda Anita Kuswardhani, berhasil masuk dalam nominasi Emmy Awards 2025 untuk kategori Best International TV Movie, menjadikannya film Indonesia pertama yang meraih pencapaian tersebut.
Film ini awalnya dirilis sebagai tayangan orisinal platform Arunika+, dan berhasil mencuri perhatian industri global dengan cerita sederhana namun menyayat hati, serta sinematografi alam pesisir yang luar biasa.
Cerita Tentang Rindu dan Rekonsiliasi
“Tepi Laut di Hari Ketiga” berkisah tentang Maira (diperankan oleh Ayushita), seorang wanita muda yang kembali ke kampung halamannya di pesisir Bengkulu setelah 15 tahun bertengkar dengan ayahnya. Saat kembali, ia hanya diberi waktu tiga hari oleh kondisi kesehatan sang ayah yang memburuk untuk menebus luka, merangkai memori, dan belajar memaafkan.
Cerita bergulir dengan perlahan, diselimuti dialog lirih dan kenangan pahit yang dibalut angin laut, menciptakan atmosfer reflektif dan emosional.
Sinematografi Alam yang Mendunia
Yang membuat film ini mencolok adalah keindahan visualnya. Disutradarai secara sinematik dengan bantuan drone dan kamera lensa panjang, penonton disuguhi gambar pantai kosong, kapal tua berkarat, dan cahaya jingga senja pesisir yang menjadi simbol waktu dan perpisahan.
“Bagi saya, laut adalah metafora emosi. Ia tenang tapi dalam, seperti rasa bersalah dan rindu,” ujar Anita saat diwawancara Variety.
Daya Tarik Global dan Pujian Internasional
Film ini semula hanya tayang terbatas di Asia Tenggara, namun sejak direkomendasikan oleh kritikus film The Hollywood Reporter, Tepi Laut di Hari Ketiga langsung mendapat perhatian berbagai festival film televisi di Eropa dan Amerika Latin.
Di Rotten Tomatoes, film ini mencetak skor 97% dari kritikus dan 95% dari penonton umum. Banyak menyebutnya sebagai “film kecil dengan dampak emosional besar.”
Pencapaian Besar untuk Industri Film Indonesia
Nominasi Emmy ini menjadi momen bersejarah bagi Indonesia, terutama karena Emmy Awards selama ini lebih dikenal sebagai panggung bagi serial dan film televisi produksi Amerika dan Eropa. Film ini bersaing dengan karya dari Jepang, Swedia, Brasil, dan Prancis.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI menyampaikan apresiasi dan dukungan penuh, serta menyebut film ini sebagai bukti bahwa narasi lokal bisa menyentuh hati dunia.
Kesimpulan
“Tepi Laut di Hari Ketiga” adalah bukti bahwa kisah sederhana dengan emosi yang tulus bisa mengangkat nama bangsa di panggung global. Ini bukan hanya pencapaian bagi Anita dan tim produksinya, tapi juga langkah besar bagi industri film Indonesia untuk semakin percaya diri di kancah internasional.